Foto BassMarlin20021
Buah Cinta Transplantasi Terumbu Karang
Hal itu terpantau pada monitoring dan penyelaman yang dilakukan setiap Hari Jumat, Minggu ke 2 dan ke 3 di bulan November 2022. Berbagai jenis terumbu karang acropora dan non acropora yang ditransplantasi sejak beberapa bulan lalu tampak mulai tumbuh. Di antaranya jenis Pocillopra dan sejumlah jenis karang bercabang Seriatopora sp. Hasil stek terumbu karang itu terlihat telah menyatu dengan substrat berupa wadah dari semen yang dijadikan dudukan. Namun sebagian besar hasil transplantasi itu terlihat mulai didekati sedimen.
Terumbu
karang adalah suatu ekosistem laut yang sangat kompleks dengan keanekaragaman
biota laut yang sangat tingggi. Terumbu karang sangat penting bagi kita karena
mempunyai banyak fungsi, seperti penahan ombak, sumber bahan makanan, tempat
ikan dan organisme laut lainnya tinggal, mencari makan, belindung, memijah, dan
membesarkan anak. Jadi kalau terumbu karang kita rusak maka semua ikan dan
organisme laut lainnya yang tinggal di situ juga akan turut musnah.
Logika
sederhana, kalau terumbu karang kita rusak, maka jangan lagi kita berharap
untuk dapat menikmati indahnya pemandangan bawah laut dengan terumbu karang dan
biota laut serta jenis-jenis ikan yang menjadi penghuninya, lidah kita akan
jauh dari makanan laut yang enak-enak seperti kerapu (garopa), kakap dan
lobster.
Event
ini kemudian diikuti dengan kegiatan penanaman terumbu karang dan transplantasi
karang oleh berbagai pihak, terutama di wilayah Kabupaten Banyuwangi yang
beberapa tahun terakhir ini menjadi tuan rumah dari berbagai
penyelenggaran event-event nasional. Tentu saja ini hal yang menggembirakan karena
bisa menjadi indikator bahwa orang semakin sadar akan pentingnya terumbu karang
dan ada niat baik untuk memperbaiki ekosisem terumbu karang yang memang sudah
rusak di hampir semua pesisir di Selat Bali. Niat baik ini perlu didukung oleh
semua pihak, terutama pemerintah daerah dan akademisi di Banyuwangi agar niat
baik ini dapat diimplementasikan dengan benar sehingga hasilnya juga optimal.
Oleh
sebab itu saya ingin meluruskan beberapa hal yang menurut hemat saya agak
keliru.
Pertama adalah tentang istilah terumbu karang dan karang. Karang
membentuk terumbu karang, seperti juga pohon membentuk hutan. Jadi sebenarnya
lebih tepat bila kita katakan penanaman karang, walaupun penanaman terumbu
karang juga bisa diterima dalam konteks yang lebih luas.
Kedua, karang itu hewan tingkat rendah, bukan tumbuhan, sehingga
istilah transplantasi karang barangkali lebih tepat dibandingkan dengan
penanaman karang atau terumbu karang.
Ketiga, kalau kita mematahkan atau mengambil patahan karang dalam jumlah
ratusan sampai ribuan atau jutaan dari tempat yang kondisinya lebih bagus untuk
melakukan transplantasi karang di tempat yang sudah rusak, maka kita sebenarnya
sedang berusaha untuk memperbaiki terumbu karang di suatu lokasi dengan cara
merusak terumbu karang di lokasi lain, yang sebenarnya masih baik. Sebaiknya
sebelum transplantasi dilakukan, kita sudah membuat koleksi atau stok karang
untuk ditransplant sehingga tidak merusak terumbu karang di tempat lain.
Sebenarnya pilihan terbaik adalah membuat pembibitan karang dari spat karang.
Karang dapat berkembang biak secara seksual (fertilisasi-plannulae-spat) dan
aseksual (secara pertunasan dan frakmentasi) dan kita cenderung melakukan
perbanyakan secara aseksual karena lebih cepat, tetapi lebih merusak dan tidak
ramah lingkungan.
Keempat, lokasi transplantasi karang harus memenuhi beberapa kriteria
untuk menjamin kelangsungan hidup karang seperti air yang jernih dengan
sedimentasi yang rendah, substrat yang keras , suhu dan salinitas. Walaupun
karang adalah hewan, mereka bersimbiosis secara mutualisme dengan tumbuhan
algae (zooxanthellae) yang tinggal dalam tubuh karang sehingga karang
membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesa algae tersebut. Suhu
optimum untuk pertumbuhan karang berkisar antara 23-300C. Suhu dibawah 180C dapat menghambat
pertumbuhan karang dan suhu diatas 330C dapat menyebabkan
pemutihan karang (bleaching), yaitu keluarnya zooxanthella dari polip karang
sehingga dapat menyebabkan kematian karang. Kadar garam (salinitas) optimal bagi
kehidupan karang berkisar antara 30-35 0/0. Karena itu karang
jarang ditemukan hidup muara sungai besar atau di perairan dengan salinitas
yang tinggi.
Sedimentasi
menjadi masalah utama bagi kelangsungan hidup karang karena partikel-partikel
sedimen dapat menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam laut, menutupi polip
karang dan menghambat penyebaran gamet dan pelekatan plannulae. Oleh sebab itu
Substrat yang keras dan bersih dari lumpur diperlukan untuk perlekatan larva
karang (planula) yang akan membentuk koloni baru.
Hal
terakhir yang ingin saya luruskan adalah, apabila kita ingin memperbaiki suatu
ekosistem, maka fungsi ekosistem itulah yang harus kita kembalikan dan mejadi
prioritas dalam usaha kita untuk memperbaiki suatu ekosistem. Kalau kita melakukan
transplantasi karang dan menempatkan 1 potong atau patahan karang dengan jarak
0,5-1 meter, maka karang-karang yang kita transplant itu secara matematis akan
menutupi luasan yang besar tapi tidak akan bisa membentuk terumbu karang karena
laju pertumbuhan karang hanya sekitar 1 cm per tahun.
Solusi yang lebih tepat ialah dengan membangun terumbu karang buatan (artificial reef) untuk memberikan tempat bagi organisme ekosistem terumbu karang untuk berlindung, mencari makan dan dan memijah. Selain itu struktur terumbu karang buatan memberikan tempat bagi plannulae karang untuk melekat dan memulai koloni baru. BassMarlin2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar