Meski Terumbu Karang di Indonesia sudah rusak,
tapi nggak separah itu kok
Sahabat masih bisa mencintai dan merawatnya.
Indahnya Indonesia bukan tentang milikmu atau milikku,
tapi milik kita yang harus dijaga bersama.
Sejenak duduk di gubug kayu pinggir pantai sambil ngeliat batu karang
bikin saya ngelamun kemana-mana. Entah kenapa juga kok tiba-tiba malah jadi
ingat tragedi kapal asing yang nabrak terumbu karang di Raja Ampat.
Saya jadi kepikiran, kalau sudah rusak begitu mau diapain ya? Padahal
buat ngebalikin kayak semula kan butuh waktu lama banget tuh. But I can’t do anything,
ya cuma mikir-mikir aja sih. Lalu, beberapa hari lalu saya ngobrol dengan salah
seorang penyelam asli orang Bangsring Wongsorejo Banyuwangi. Entah harus seneng
atau sedih, karena faktanya terumbu karang di Indonesia –nggak cuma
di Raja Ampat- memang udah mulai rusak sahabat.
Meski udah sedikit rusak, bersyukurlah karena ternyata
kondisinya masih cukup terjaga.
Terumbu karang rusak itu nggak jauh-jauh
dari hasil ulah manusia. Mau nangkap ikan, pake bahan kimia atau peledak. Buang
sampah, di sungai bahkan di laut. Ada terumbu karang, diinjek-injek bahkan
ditulis-tulis “i’m here” atau apalah.
Hello sahabat, sadar nggak sih kalau
yang Kamu lakukan itu jahat! Disadari atau nggak hal-hal
inilah yang bikin karang kita rusak dan mati. Beruntungnya, masih banyak orang
yang peduli dan cinta pada terumbu karang ini. Jadi mereka-mereka inilah yang
akhirnya merehabilitasi dan mengkonservasi alam bawah laut supaya bisa hidup
kembali.
Ya sama seperti yang dibilang Bapak Toto Soebijakto, seorang Kepala
Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan di Banyuwangi yang sudah jatuh cinta
pada keindahan alam laut sejak masih kecil. Menikmati indahnya terumbu karang
di berbagai titik di Indonesia membuatnya sadar kalau terumbu karang kita udah
mulai banyak yang rusak. Tapi nggak seburuk itu, karang kita masih cukup bagus kok
dan masih bisa diperbaiki kembali.
Konservasi
itu nggak harus
dilakukan ahli
dengan seabreg peralatan yang rumit.
Kalau menurut Pak Toto, Kamu bisa juga melakukan konservasi terumbu
karang kok. Atau nggak usah jauh-jauh ke kata
konservasi yang mungkin buat Kamu terlalu rumit. Menjaga supaya terumbu
karang nggak tambah rusak dan tetap lestari. Simpel, jangan
lakukan hal yang bisa merusaknya. Ya seperti tadi yang sudah saya kasih tahu.
Pake bahan kimia, peledak, buang sampah sembarangan dilaut,nginjek-nginjek coral, kasih makan ikan
sembarangan,corat-coret di coral atau mengeksploitasi karang berlebihan.
Coba deh untuk nggak melakukan hal-hal ini. Kalau semua orang punya
niat yang sama dan juga melakukannya sama-sama, bayangin betapa karang kita
mungkin akan jadi yang terbaik di dunia. Sudah rusak pun karang kita masih
bagus, apalagi kalau nggak rusak. Iya kan?
Lebih-lebih sahabat mau belajar jauh lagi, gimana sih caranya
mengembangbiakkan karang. Gimana caranya ngerawat karang yang udah hampir mati.
Sahabat bisa lho gabung di komunitas-komunitas pencinta alam setempat.
Khususnya yang bergerak di bidang kelautan ya. Sahabat bakal dapat banyak ilmu
yang bisa diterapkan untuk pelestarian terumbu karang ini. Intinya sih dimulai
dari sendiri, baru menularkan ke orang lain.
O...iya, karena hidup di daerah tropis makanya terumbu karang di
Indonesia
bisa lebih indah dan subur dibanding dengan negara lain.
Mengobrol degan Pak Toto membuat saya sadar bahwa kekayaan Indonesia itu
adalah bagian dari takdir. Gimana nggak, sekarang sahabat hidup di daerah tropis yang
begitu subur dan indah. Daerah yang memungkinkan untuk hidup banyak flora
dan fauna yang nggak bisa hidup di daerah lainnya.
Terumbu karang itu tumbuh subur di antara suhu 21-29 derajat celcius. Dan
itu ada di Indonesia lho sahabat! Maka nggak salah kalau banyak
wisatawan mancanegara yang hobi diving di Indonesia, bahkan berkali-kali
kembali lagi ke sini. Karena memang, menurut mereka Indonesia punya terumbu
karang yang sangat subur, indah dan luas.
Faktor tropis ini jugalah yang bikin terumbu karang di rumah kita ini
lebih cepat tumbuh dan lebih mudah direhabilitasi. Asal, Sahabat nggak mengusik mereka dengan bahan-bahan
kimia lagi ya. Satwa-satwa laut juga lebih beragam, karena faktanya ada wilayah
di Indonesia yang merupakan area Wallace. Dan di area inilah kekayaan
biota laut kita -terutama Indonesia Timur- melimpah
karena merupakan pertemuan dari dua habitat dari Asia dan Australia.
Sudah saatnya bergandeng tangan
untuk menjaga apa yang kita punya
bersama.
Jujur saya sering kepikiran, besok anak cucu saya bisa nggak ya
ngeliat betapa indahnya alam Indonesia ini. Besok bisa nggak ya,
ketika mereka main-main ke laut lalu bertanya,
Ma...., ini
yang “orange” namanya ikan apa ya Ma?
-sambil nunjuk nemo kecil di pinggiran pantai-
Sedih ngebayangin mereka udah nggak bisa
ngeliat itu semua. Mungkin kalau sampai sekarang kita cuma sibuk menikmati
tanpa mau merawat apalagi menjaga, ya bakalan begitu. Nggak ada
lagi yang tersisa dari Indonesia. Sahabat barang kali sering mikir hal yang
sama kayak saya.
Sahabatku, Saya berangan-angan gimana sih agar anak-anak kita bisa
ngobrol sama cucu-cucu kita kelak ketika menikmati keindahan pantai NGGAK lagi
muncul kalimat :
“Dulu !! di sana agak di tengah dari pantai ini ada taman yang indah
sekali nak!,
tapi sekarang habis ditelan air laut !” Sedih NGGAK!!
Bukan itu yang kita mau. Tapi kita ingin dalam obrolan diatas ada
kalimat :
“Dulu !! di sana karangnya rusak berat nak, berkat perjuangan Kakekmu
bersama teman-temannya melakukan konservasi di sana, sekarang menjadi sangat
indah dipandang!! Hebat ya nak, Kakekmu sama teman-temannya!! Yuk kita jaga sama-sama
buah perjuangan Kakek dan teman-temannya!!” Bangga NGGAK!!
Yang bisa kita lakukan sebetulnya adalah menjaga apa yang kita punya.
Dari hal kecil yang bisa dilakukan. It’s ok mau
memanfaatkan laut dan seisinya untuk keperluan wisata. Tapi bukan berarti
dengan sesuka hati menikmatinya tanpa peduli dampak lingkungannya.
Maka saya mulai memahami makna cinta dari Pak Toto untuk laut Indonesia.
Dia suka dan cinta kegiatan snorkeling maupun menyelam. Dia belajar untuk itu
agar bisa melakukan lebih banyak hal untuk konservasi. Bukan sekadar menikmati
keindahannya, lalu setelah itu udah selesai.
Ini hanya segelintir keresahan saya pada keindahan laut kita. Mungkin di
luar sana, ada banyak pahlawan-pahlawan tanpa tanda jasa yang sudah bergerak.
Dan saya sedang berusaha untuk bergerak dengan cara yang berbeda. Semoga
Indonesia tetap kaya, indah, satu padu, dan Perikanan semakin jaya. Jangan lupa
sahabatku pembaca, tunggu cerita berikutnya tentang “Hutan Menawan Di Dasar Laut”
Jangan pernah melihat kepada sesuatu
yang besar,
lihatlah sesuatu hal yang kita punya
meski kecil.
Buatlah yang kecil ini menjadi besar,
agar bisa memberikan manfaat ke sesama.
GoestyBassMarlin@blogspot.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar