Selamat Datang dirumah Bass Marlin Goesty Bass Marlin (KKM KM.Marlin): Desember 2022

KM.Marlin

KM.Marlin
KM.Marlin Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi

Minggu, 25 Desember 2022

 

                        Foto BassMarlin20021

Buah Cinta Transplantasi Terumbu Karang

  Hasil transplantasi terumbu karang yang dilakukan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi Pada bulan Agustus tahun lalu tepatnya 2021, Unit Kegiatan Team Diving Kelautan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi, bersama-sama dengan Ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan BPPP Banyuwangi, serta diikuti oleh beberapa masyarakat setempat pantas berbangga dan beruntung, karena kegiatan transplantasi terumbu karang di belakang kantor BPPP Banyuwangi, dalam rangka ikut melestarikan dan menjaga sumberdaya kelautan, menunjukkan hasil yang sangat mengembirakan.
                     Foto team Humas BPPP Banyuwangi2021

    Hal itu terpantau pada monitoring dan penyelaman yang dilakukan setiap Hari Jumat, Minggu ke 2 dan ke 3 di bulan November 2022. Berbagai jenis terumbu karang acropora dan non acropora yang ditransplantasi sejak beberapa bulan lalu tampak mulai tumbuh. Di antaranya jenis Pocillopra dan sejumlah jenis karang bercabang Seriatopora sp. Hasil stek terumbu karang itu terlihat telah menyatu dengan substrat berupa wadah dari semen yang dijadikan dudukan. Namun sebagian besar hasil transplantasi itu terlihat mulai didekati sedimen.

                        Foto BassMarlin2022

    Achmad Subijakto yang biasa dipanggil Toto sebagai Kepala BPPP Banyuwangi didampingi oleh GK. Adiatmika biasa dipanggil Bass bagian dari Team Selam dan Crew KM. Marlin BPPP Banyuwangi, menjelaskan kegiatan transplantasi itu dilakukan bersama dengan Ibu-ibu Darma Wanita Persatuan BPPP Banyuwangi beserta masyarakat nelayan sekitar 2000 buah subtrat-subtrat beton diatas rangka besi dan yang di benamkan ke dasar laut pada kedalaman 5 sampai 7 meter. “Sebelum turun kelapangan, terlebih dahulu kami mengadakan pengenalaan tentang terumbu karang dan langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk pelestarian terumbu karang”, ujarnya lagi. baca juga Yuk...Kepoin Pemahaman Tentang Penanaman Terumbu Karang dan Transplantasi Terumbu Karang..

    Ia menjelaskan, “sedimentasi yang terjadi di kawasan perairan itu disebabkan sejumlah hal. Di antaranya abrasi pantai dan struktur pulau berpasir yang dipengaruhi pola pasang gelombang dan perubahan arus yang terus terjadi”.

    “Untuk itulah kita lakukan monitoring sekaligus membersihkannya dari sedimen-sedimen tersebut”,imbuhnya lagi.

                       Foto BassMarlin2022

    Sementara itu GK. Adiatmika, salah seorang dari team Diving BPPP Banyuwangi menyebutkan, kegiatan monitoring dilakukan meliputi pembersihan, penggantian bibit yang mati, mengukur tingkat pertumbuhan karang serta pemantauan jenis terumbu karang yang cocok di areal belakang kantor BPPP Banyuwangi.

    "Saat monitoring ada ditemukan beberapa bibit yang mati, dan sebagian besar karang yang di transplantasi dalam keadaan masih hidup sudah menempel ke substratnya seiring dengan pertumbuhannya terlihat sangat signifikan," ungkapnya.

                           Foto BassMarlin2022

    Transplantasi terumbu karang merupakan sebagai salah satu teknik pelestarian (rehabilitasi) terumbu karang yang semakin terdegradasi dengan teknik pencangkokan. Tujuan Transplantasi pada dasarnya adalah untuk pelestarian ekosistem terumbu karang yang berperan dalam mempercepat regenerasi terumbu karang yang telah rusak. Atau untuk membangun daerah terumbu karang yang baru, dimana sebelumnya tidak ada.

Yuk....Kepoin Pemahaman Tentang
Penanaman Terumbu Karang dan
 Transplantasi Terumbu Karang...

                    Foto team humas BPPP Banyuwangi 18 Agustus 2021

Terumbu karang adalah suatu ekosistem laut yang sangat kompleks dengan keanekaragaman biota laut yang sangat tingggi. Terumbu karang sangat penting bagi kita karena mempunyai banyak fungsi, seperti penahan ombak, sumber bahan makanan, tempat ikan dan organisme laut lainnya tinggal, mencari makan, belindung, memijah, dan membesarkan anak. Jadi kalau terumbu karang kita rusak maka semua ikan dan organisme laut lainnya yang tinggal di situ juga akan turut musnah.

Logika sederhana, kalau terumbu karang kita rusak, maka jangan lagi kita berharap untuk dapat menikmati indahnya pemandangan bawah laut dengan terumbu karang dan biota laut serta jenis-jenis ikan yang menjadi penghuninya, lidah kita akan jauh dari makanan laut yang enak-enak seperti kerapu (garopa), kakap dan lobster.

        Kerusakan terumbu karang diberbagai tempat di bentangan perairan nusantara kita telah merupakan suatu fenomena yang menggugah para pemerhati lingkungan untuk mengatasinya. Banyak usaha dan langkah yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi terumbu karang yang rusak. Yang paling fenomenal barangkali, secara serentak beberapa komunitas pencinta lingkungan, Mahasiswa/i, Pelajar dari TK sampai SMA bersama para nelayan pesisir melakukan penanaman terumbu karang yang dilakukan di Pesisir pantai Selat Bali beberapa tahun lalu.

                      Foto team humas BPPP Banyuwangi 2018

Event ini kemudian diikuti dengan kegiatan penanaman terumbu karang dan transplantasi karang oleh berbagai pihak, terutama di wilayah Kabupaten Banyuwangi yang beberapa tahun terakhir ini menjadi tuan rumah  dari berbagai penyelenggaran event-event nasional. Tentu saja ini hal yang menggembirakan karena bisa menjadi indikator bahwa orang semakin sadar akan pentingnya terumbu karang dan ada niat baik untuk memperbaiki ekosisem terumbu karang yang memang sudah rusak di hampir semua pesisir di Selat Bali. Niat baik ini perlu didukung oleh semua pihak, terutama pemerintah daerah dan akademisi di Banyuwangi agar niat baik ini dapat diimplementasikan dengan benar sehingga hasilnya juga optimal.

Oleh sebab itu saya ingin meluruskan beberapa hal yang menurut hemat saya agak keliru.

Pertama adalah tentang istilah terumbu karang dan karang. Karang membentuk terumbu karang, seperti juga pohon membentuk hutan. Jadi sebenarnya lebih tepat bila kita katakan penanaman karang, walaupun penanaman terumbu karang juga bisa diterima dalam konteks yang lebih luas.

Kedua, karang itu hewan tingkat rendah, bukan tumbuhan, sehingga istilah transplantasi karang barangkali lebih tepat dibandingkan dengan penanaman karang atau terumbu karang.

Ketiga, kalau kita mematahkan atau mengambil patahan karang dalam jumlah ratusan sampai ribuan atau jutaan dari tempat yang kondisinya lebih bagus untuk melakukan transplantasi karang di tempat yang sudah rusak, maka kita sebenarnya sedang berusaha untuk memperbaiki terumbu karang di suatu lokasi dengan cara merusak terumbu karang di lokasi lain, yang sebenarnya masih baik. Sebaiknya sebelum transplantasi dilakukan, kita sudah membuat koleksi atau stok karang untuk ditransplant sehingga tidak merusak terumbu karang di tempat lain. Sebenarnya pilihan terbaik adalah membuat pembibitan karang dari spat karang. Karang dapat berkembang biak secara seksual (fertilisasi-plannulae-spat) dan aseksual (secara pertunasan dan frakmentasi) dan kita cenderung melakukan perbanyakan secara aseksual karena lebih cepat, tetapi lebih merusak dan tidak ramah lingkungan.

Keempat, lokasi transplantasi karang harus memenuhi beberapa kriteria untuk menjamin kelangsungan hidup karang seperti air yang jernih dengan sedimentasi yang rendah, substrat yang keras , suhu dan salinitas. Walaupun karang adalah hewan, mereka bersimbiosis secara mutualisme dengan tumbuhan algae (zooxanthellae) yang tinggal dalam tubuh karang sehingga karang membutuhkan sinar matahari untuk proses fotosintesa algae tersebut. Suhu optimum untuk pertumbuhan karang berkisar antara 23-300C. Suhu dibawah 180C dapat menghambat pertumbuhan karang dan suhu diatas 330C dapat menyebabkan pemutihan karang (bleaching), yaitu keluarnya zooxanthella dari polip karang sehingga dapat menyebabkan kematian karang. Kadar garam (salinitas) optimal bagi kehidupan karang berkisar antara 30-35 0/0. Karena itu karang jarang ditemukan hidup muara sungai besar atau di perairan dengan salinitas yang tinggi.

Sedimentasi menjadi masalah utama bagi kelangsungan hidup karang karena partikel-partikel sedimen dapat menghambat masuknya cahaya matahari ke dalam laut, menutupi polip karang dan menghambat penyebaran gamet dan pelekatan plannulae. Oleh sebab itu Substrat yang keras dan bersih dari lumpur diperlukan untuk perlekatan larva karang (planula) yang akan membentuk koloni baru.

Hal terakhir yang ingin saya luruskan adalah, apabila kita ingin memperbaiki suatu ekosistem, maka fungsi ekosistem itulah yang harus kita kembalikan dan mejadi prioritas dalam usaha kita untuk memperbaiki suatu ekosistem. Kalau kita melakukan transplantasi karang dan menempatkan 1 potong atau patahan karang dengan jarak 0,5-1 meter, maka karang-karang yang kita transplant itu secara matematis akan menutupi luasan yang besar tapi tidak akan bisa membentuk terumbu karang karena laju pertumbuhan karang hanya sekitar 1 cm per tahun.

Solusi yang lebih tepat ialah dengan membangun terumbu karang buatan (artificial reef) untuk memberikan tempat bagi organisme ekosistem terumbu karang untuk berlindung, mencari makan dan dan memijah. Selain itu struktur terumbu karang buatan memberikan tempat bagi plannulae karang untuk melekat dan memulai koloni baru. BassMarlin2022