Konvensi Internasional tentang Standards of
Training, Certification and Watchkeeping (STCW), mensyaratkan bahwa setiap
pelaut harus menjalani “program pengenalan" dan "pelatihan
dasar keselamatan" yang meliputi pengetahuan dasar menghadapi
kebakaran, pertolongan pertama tingkat dasar, teknik mempertahankan hidup dan
keselamatan pribadi, serta tanggung jawab sosial. Keselamatan yang berlaku
untuk semua kapal pada semua ukuran. Tidak ada batasan tonase untuk mengikuti
pelatihan ini. Hal ini berlaku juga untuk semua anggota awak kapal dan tidak
ada persyaratan pendidikan minimal.
Pelaut menyadari dan memahami akan bahaya
bekerja di laut (kapal) dan dapat merespons dengan tepat dalam keadaan
darurat. Baik teman – teman pelaut, saya akan mencoba memberi sedikit gambaran
apa itu Basic Safety Training (BST), Advanced Fire Fighting (AFF) dan Survival
Craft & Rescue Boats (SCRB).
Basic Safety Training
(BST)
Apa itu Basic safety training??? Sebelumnya perlu
saya jelaskan kepada teman-teman semua apa itu basic safety training (BST) dan pentingnya BST bagi yang
ingin menjadi pelaut.
Basic Safety Training atau yang biasa disingkat BST
adalah latihan keselamatan dasar bagi para pelaut pemula yang bertujuan
memberikan pembekalan dan pemahaman serta antisipasi apabila suatu saat terjadi
kecelakaan atau keadaan darurat di laut sehingga para pelaut dapat menolong
dirinya sendiri maupun orang lain dan dapat mengurangi resiko sekecil apapun.
Kecelakaan kapal dapat berupa :
1.Terbakarnya sebagian kapal
atau seluruhnya.
2.Terjadinya tabrakan baik tabrakan sesama kapal atau
dengan dermaga atau batu karang.
3.Terjadinya kebocoran
lambung kapal yang dapat mengakibatkan tenggelamnya kapal.
Berbagai kecelakaan yang saya sebutkan diatas
sangat membahayakan karena itu untuk mengantisipasi bagi para pelaut pemula
harus memahami tentang :
- Cara menggunakan alat penolong dan penyelamat diatas kapal.
- Cara memberikan pertolongan kepada orang lain yang mengalami kecelakaan.
- Persiapan dan tindakan yang harus dilakukan seorang pelaut dalam suatu kecelakaan, seperti sebelum dan sesudah terjun kelaut dari kapal dalam penyelamatan diri.
- Tindakan selama berada di air/mengapung dilaut.
- Tindakan dalam menaiki sekoci/perahu penolong dan selama berada di sekoci.
- Tindakan menolong orang lain dalam membantu menaiki sekoci dan menolongnya selama diatas sekoci.
Materi Basic Safety Training ada 4 hal yang di
ajarkan mengacu pada kurikulum dan regulasi International Maritim Organisation
( IMO) dengan model course sebagai berikut:
- Personal survival technique
- Fire Prevention and fire fighting
- Personal safety and responsibility
- Elementary First aid
Baiklah teman-teman itulah secara singkat pengertian
mengenai Basic safety training dan nanti akan saya jelaskan secara singkat satu
per satu dibawah ini mengenai materi yang diajarkan basic safety training.
A. Personal
survival technique.
Adalah tehnik bertahan hidup personal meliputi pengenalan
simbol-simbol dan cara penggunaan alat-alat keselamatan dikapal seperti sekoci
(life boat),pelampung(lifebuoy),pakain pelindung panas(thermal protective
aids),perahu karet(life raft) dll.
B. Fire
Prevention and Fire fighting
Adalah tindakan pencegahan kebakaran dan cara
memadamkan kebakaran dikapal. Materi yang diajarkan meliputi pemahaman mengenai
jenis-jenis kebakaran dan penyebabnya serta alat yang dipakai untuk memadamkan
berbagai jenis kebakaran.Juga diajarkan tehnik memadamkan api dan bertahan
hidup ketika terjadi kebakaran.
C. Personal
Safety and Responsibility
Adalah pengetahuan tentang keselamatan personal dan
tugas yang harus dilakukan ABK mengantisipasi keadaan darurat apabila terjadi
kecelakaan biasanya dikapal sudah disusun struktur organisasi yang jelas untuk
setiap ABK mendapat tugas masing-masing sesuai posisi dan jabatannya dikapal
apabila terjadi keadaan darurat.
D.
Elementery First Aid.
Adalah pengetahuan tentang tehnik pertolongan
pertama yang diberikan kepada orang ketika terjadi kecelakaan dikapal sebelum
mendapat pertolongan medis,biasanya materi yang diajarkan meliputi tehnik dasar
pertolongan pertama,cara menangani korban,pengenalan jenis kecelakaan,system
kerja organ tubuh manusia.
Advanced Fire Fighting (AFF)
Seorang petugas pemadam kebakaran (juga dikenal
sebagai petugas pemadam kebakaran) adalah penyelamat yang ekstensif terlatih
dalam pemadam kebakaran, terutama untuk memadamkan api berbahaya yang mengancam
properti dan penduduk sipil atau alami, dan untuk menyelamatkan orang-orang
dari situasi berbahaya, seperti kendaraan runtuh atau bangunan terbakar atau
jatuh. Di beberapa daerah, mereka juga dilatih di Emergency Medical Services
(EMS) dan beroperasi ambulans selain menjadi petugas pemadam kebakaran.
Kompleksitas kehidupan industri modern dengan
keunggulan yang lebih besar dari bahaya telah menciptakan peningkatan
keterampilan yang dibutuhkan dalam teknologi pemadam kebakaran dan perluasan
kewenangan petugas pemadam kebakaran-penyelamat. Layanan api, atau kebakaran
dan penyelamatan layanan, juga dikenal di beberapa negara seperti pemadam
kebakaran atau pemadam kebakaran, adalah salah satu dari tiga layanan darurat
utama. Pemadam kebakaran dan petugas pemadam kebakaran telah menjadi mana-mana
di seluruh dunia, dari wildlands ke daerah perkotaan, dan kapal kapal. Menurut
kamus Merriam-Webster, kata Inggris pemadam kebakaran telah digunakan sejak
tahun 1903. Dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi istilah yang
lebih disukai, menggantikan pemadam kebakaran, karena wanita juga berfungsi
sebagai petugas pemadam kebakaran, dan juga karena pemadam kebakaran jangka
dapat memiliki arti lain , termasuk seseorang yang menetapkan, stoke, atau
cenderung kebakaran, terutama di perapian yang ditunjuk -. kebalikan dari peran
pemadam kebakaran.
Di
banyak negara, sementara sebagian besar petugas pemadam kebakaran relawan,
petugas pemadam kebakaran juga dapat digunakan sebagai pekerja penuh waktu dan
dibayar gaji. petugas pemadam kebakaran
relawan (yang secara teoritis tidak dibayar) dan ditahan petugas pemadam
kebakaran (atau petugas pemadam kebakaran tambahan, yang dibayar untuk waktu
tertentu mereka bertugas, yaitu, permanen paruh waktu pemadam kebakaran karir)
bertugas sebagai diperlukan. [3] Di negara-negara seperti Inggris Raya,
penggunaan pemadam kebakaran dipertahankan tambahan standar. Di Portugal,
misalnya, penggunaan pemadam kebakaran relawan adalah standar, bersama dengan
petugas pemadam kebakaran karir. Di Australia ada brigade relawan yang
merupakan layanan pedesaan sebagian besar belum dibayar, meskipun secara
tradisional mereka dibayar oleh majikan mereka jika berteriak selama jam kerja
biasa.
Survival Craft and Rescue Boat (SCRB)
Seperti tertuang dalam Standards of Training,
Certification and Watch keeping for seafares atau STCW 1978 amandemen 1995,
Survival Craft and Rescue Boat atau SCRB tertuang dalam section A-VI/2. SCRB
dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang pesawat/craft keselamatan dan kapal
penyelamat. Yang dimaksud dengan survival craft adalah pesawat keselamatan berupa
sekoci, dan sekoci karet. Sedangkan rescue boat merupakan kapal penyelamat yang
biasanya digunakan pada saat terjadi peristiwa MOB atau Man Overboard (orang
yang terjatuh dari atas kapal dan terapung di laut). Setiap kapal yang berlayar
berdasarkan SOLAS 1974 Chapter III, setiap kapal harus dilengkapi dengan 6
macam peralatan dan pesawat keselamatan sebagai berikut:
- · Life Boat (sekoci penolong)
- · Life Raft (rakit penolong)
- · Life Buoy (pelampung penolong)
- · Buoyant Apparatus (alat-alat pelampung lainnya~life ring,etc*
- · Life Jacket (rompi penolong)
- Line Throwing Apparatus (alat pelempar tali)
Life Boat biasanya terbuat dari bahan Fiberglass
dan dilengkapi dengan motor serta perlengkapan keselamatan lainnya (air
kemasan, makanan/biscuit, signaling device (parachute flares, hand flares,
smoke, mirror, dsb).
Tergantung besar kecilnya life boat, untuk kapal pesiar rata rata satu life
boat dapat mengangkut kurang lebih 150 orang penumpang pada saat emergency dan
dapat digunakan untuk tender service (mengangkut penumpang dari dan ke
pier/pelabuhan pada saat kapal anchor) dengan maximal angkut 75 orang penumpang.
Life Raft yang digunakan di kapal biasanya
terbuat dari bahan karet dan dibungkus kapsul, bersifat inflatable serta
ditempatkan di geladak kapal terbuka dan hanya diikat dengan automatic release.
Kegunaan dari automatic release ini adalah untuk melepaskan life raft secara
otomatis pada saat kapal tenggelam di bawah air laut kurang lebih setelah
mencapai kedalaman 2-4 meter. Dengan demikian life raft dapat mengembang di
permukaan air laut dan dapat digunakan oleh para penumpang yang selamat.
Perlengkapan keselamatan juga terdapat pada Life Raft (rakit penolong) seperti
pada life boat.
Pada saat terjadi situasi emergency seperti
kebakaran atau kapal mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kapal akan
tenggelam, Kapten kapal/Nahkoda akan memberikan pengumuman melalui PAS atau
Public Announcement System yang
dapat di dengar diseluruh rauangan di dalam kapal. Apabila Nahkoda
memerintahkan untuk meninggalkan kapal atau abandon ship, kapten akan
membunyikan alarm sebagai berikut:
Abandon Ship alarm : seven short blast
followed by one long blast repeated at least three times atau tujuh bunyi pendek
diikuti dengan satu bunyi panjang diulang minimal 3 kali.
Fire Alarm
: one short one long sounded three times and repeated
continously with announcement atau satu pendek satu panjang diulang tiga kali
dan dilanjutkan berkesinambungan diikuti pengumuman dari anjungan/bridge.
Setelah mendengar alarm tersebut setiap crew
yang bertugas hendaknya melakukan tugas seperti apa yang tertera pada mustering
list atau assignment dari Chief Officer atau Kapten. Untuk crew yang bertugas
pada saat mendengar abandon ship alarm diharapkan menuju kamarnya dan
berpakaian hangat serta mamakai lafe jacket dan menuju ke muster station dan
melakukan tugas masing masing ( boat commander dan assistantnya memeriksa
penumpang dan mengechek kelengkapannya~life jacket dan presensi~). Setelah
semua penumpang dinyatakan siap dan sekoci siap beroperasi maka penumpang mulai
embark ke sekoci dengan dihitung keras berdasarkan nomor urut dan diatur oleh
assistant boat commander tempat duduknya. Setelah itu sekoci diturunkan dan
secara otomatis bowsing tacle akan terlepas dari tali pengaitnya setelah sekoci
menyentuh permukaan laut.
Setelah sekoci launching di air maka sekoci
tersebut menjauh dari kapal induk untuk menghindari ikut terisapnya sekoci
kedalam laut pada saat kapal tenggelam. Pada saat didalam sekoci seluruh
penumpang diberikan seasick pills atau obat anti mabuk untuk menghindari adanya
penumpang yang mabuk laut. Kemudian sekoci menarik life raft dan
mengumpulkannya menjadi satu serta berpatroli keliling sekitar tenggelamnya kapal
induk untuk memastikan tidak ada penumpang selamat yang tidak terselamatkan
atau terlewatkan. Setelah itu seluruh life raft di posisikan di tengah dengan
di kelilingi oleh seluruh sekoci. Air minum berupa paket kecil 0.5
liter/person/day diberikan setelah 1x24 jam, sedangkan makanan berupa biscuit
yang mengandung kalori tinggi. Apabila makanan telah habis maka fishing gear
dipergunakan untuk memancing ikan di laut.
Apabila kehabisan air minum, secara darurat
penumpang dapat mengumpulkan embun pada pagi hari dan menempungnya serta menampung air hujan
sebanyak banyaknya (sekoci dan rakit penolong di desain untuk dapat
mengoptimalkan penjaringan air hujan sebanyak banyaknya.
Itulah hal hal utama yang perlu diketahui dalam
pelatihan Survival Craft and Rescue Boat yang harus diketahui dan diterapkan
oleh tiap tiap pelaut dalam mengantisipasi keadaan gawat darurat di atas kapal.
Untuk anda senior pelaut tentunya anda sudah
pernah melakukan dan tahu apa itu Survival Craft dan Rescue Boat. Hope this
article is usefull for all of you and may God Bless you all. Cheers....
Demikian teman-teman penjelasan singkat yang
saya rangkum mudah-mudahan bisa memberikan gambaran ketika teman-teman sekalian
ingin menjadi pelaut. Secara lebih detailnya biasanya nanti sudah ada kerjasama
dari agency dengan perusahaan penyedia training BST, seperti training
khusus BST yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Perikanan Banyuwangi (BPPP
Banyuwangi) Jl.Raya Situbondo, KM.17, Desa Bangsring, Kec. Wongsorejo,
Banyuwangi – Jawa Timur. (0333)510688
# Sertifikat ketrampilan yang wajib dimiliki
oleh para pelaut di samping sertifikat formal. Diantaranya adalah:
1. Basic Safety Training (BST)/Pelatihan Keselamatan Dasar
2. Advanced Fire Fighting (AFF)
3. Survival Craft & Rescue Boats (SCRB)
4. Medical First Aid (MFA)
5. Medical Care (MC)
6. Tanker Familiarization (TF)
7. Oil Tanker Training (OT)
8. Chemical Tanker Training (CTT) 9. Liquified Gas Tanker Training (LGT)
10. Radar Simulator (RS)
11. ARPA Simulator (AS)
12. Operator Radio Umum (ORU) / GMDSS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar