Selamat Datang dirumah Bass Marlin Goesty Bass Marlin (KKM KM.Marlin): GAMBARAN TENTANG BST, AFF & SCRB

KM.Marlin

KM.Marlin
KM.Marlin Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan Banyuwangi

Minggu, 30 April 2017

GAMBARAN TENTANG BST, AFF & SCRB

            Konvensi Internasional tentang Standards of Training, Certification and Watchkeeping (STCW), mensyaratkan bahwa setiap pelaut harus menjalani “program pengenalan" dan "pelatihan dasar keselamatan" yang meliputi pengetahuan dasar menghadapi kebakaran, pertolongan pertama tingkat dasar, teknik mempertahankan hidup dan keselamatan pribadi,  serta tanggung jawab sosial.  Keselamatan yang berlaku untuk semua kapal pada semua ukuran. Tidak ada batasan tonase untuk mengikuti pelatihan ini. Hal ini berlaku juga untuk semua anggota awak kapal dan tidak ada persyaratan pendidikan minimal.

           Pelaut menyadari dan memahami akan bahaya  bekerja di laut (kapal) dan dapat merespons dengan tepat dalam keadaan darurat. Baik teman – teman pelaut, saya akan mencoba memberi sedikit gambaran apa itu Basic Safety Training (BST), Advanced Fire Fighting (AFF) dan Survival Craft & Rescue Boats (SCRB).

Basic Safety Training (BST)

                Apa itu Basic safety training??? Sebelumnya perlu saya jelaskan kepada teman-teman semua apa itu basic safety training (BST) dan pentingnya BST bagi yang ingin menjadi pelaut.

                Basic Safety Training atau yang biasa disingkat BST adalah latihan keselamatan dasar bagi para pelaut pemula yang bertujuan memberikan pembekalan dan pemahaman serta antisipasi apabila suatu saat terjadi kecelakaan atau keadaan darurat di laut sehingga para pelaut dapat menolong dirinya sendiri maupun orang lain dan dapat mengurangi resiko sekecil apapun.



Kecelakaan kapal dapat berupa :
1.Terbakarnya sebagian kapal atau seluruhnya.
2.Terjadinya tabrakan baik tabrakan sesama kapal atau dengan dermaga atau batu karang.
3.Terjadinya kebocoran lambung kapal yang dapat mengakibatkan tenggelamnya kapal.

            Berbagai kecelakaan yang saya sebutkan diatas sangat membahayakan karena itu untuk mengantisipasi bagi para pelaut pemula harus memahami tentang :

  • Cara menggunakan alat penolong dan penyelamat diatas kapal.
  • Cara memberikan pertolongan kepada orang lain yang mengalami kecelakaan.
  • Persiapan dan tindakan yang harus dilakukan seorang pelaut dalam suatu kecelakaan, seperti   sebelum dan sesudah terjun kelaut dari kapal dalam penyelamatan diri.
  • Tindakan selama berada di air/mengapung dilaut.
  • Tindakan dalam menaiki sekoci/perahu penolong dan selama berada di sekoci.
  • Tindakan menolong orang lain dalam membantu menaiki sekoci dan menolongnya selama diatas sekoci.


         Materi Basic Safety Training ada 4 hal yang di ajarkan mengacu pada kurikulum dan regulasi International Maritim Organisation ( IMO) dengan model course sebagai berikut:

  •  Personal survival technique
  •  Fire Prevention and fire fighting
  •  Personal safety and responsibility
  •  Elementary First aid


                 Baiklah teman-teman itulah secara singkat pengertian mengenai Basic safety training dan nanti akan saya jelaskan secara singkat satu per satu dibawah ini mengenai materi yang diajarkan basic safety training.

A. Personal survival technique.




              Adalah tehnik bertahan hidup personal meliputi pengenalan simbol-simbol dan cara penggunaan alat-alat keselamatan dikapal seperti sekoci (life boat),pelampung(lifebuoy),pakain pelindung panas(thermal protective aids),perahu karet(life raft) dll.

B. Fire Prevention and Fire fighting

         Adalah tindakan pencegahan kebakaran dan cara memadamkan kebakaran dikapal. Materi yang diajarkan meliputi pemahaman mengenai jenis-jenis kebakaran dan penyebabnya serta alat yang dipakai untuk memadamkan berbagai jenis kebakaran.Juga diajarkan tehnik memadamkan api dan bertahan hidup ketika terjadi kebakaran.



C. Personal Safety and Responsibility

           Adalah pengetahuan tentang keselamatan personal dan tugas yang harus dilakukan ABK mengantisipasi keadaan darurat apabila terjadi kecelakaan biasanya dikapal sudah disusun struktur organisasi yang jelas untuk setiap ABK mendapat tugas masing-masing sesuai posisi dan jabatannya dikapal apabila terjadi keadaan darurat.


D. Elementery First Aid.

           Adalah pengetahuan tentang tehnik pertolongan pertama yang diberikan kepada orang ketika terjadi kecelakaan dikapal sebelum mendapat pertolongan medis,biasanya materi yang diajarkan meliputi tehnik dasar pertolongan pertama,cara menangani korban,pengenalan jenis kecelakaan,system kerja organ tubuh manusia.



Advanced Fire Fighting (AFF)


            Seorang petugas pemadam kebakaran (juga dikenal sebagai petugas pemadam kebakaran) adalah penyelamat yang ekstensif terlatih dalam pemadam kebakaran, terutama untuk memadamkan api berbahaya yang mengancam properti dan penduduk sipil atau alami, dan untuk menyelamatkan orang-orang dari situasi berbahaya, seperti kendaraan runtuh atau bangunan terbakar atau jatuh. Di beberapa daerah, mereka juga dilatih di Emergency Medical Services (EMS) dan beroperasi ambulans selain menjadi petugas pemadam kebakaran.

    Kompleksitas kehidupan industri modern dengan keunggulan yang lebih besar dari bahaya telah menciptakan peningkatan keterampilan yang dibutuhkan dalam teknologi pemadam kebakaran dan perluasan kewenangan petugas pemadam kebakaran-penyelamat. Layanan api, atau kebakaran dan penyelamatan layanan, juga dikenal di beberapa negara seperti pemadam kebakaran atau pemadam kebakaran, adalah salah satu dari tiga layanan darurat utama. Pemadam kebakaran dan petugas pemadam kebakaran telah menjadi mana-mana di seluruh dunia, dari wildlands ke daerah perkotaan, dan kapal kapal. Menurut kamus Merriam-Webster, kata Inggris pemadam kebakaran telah digunakan sejak tahun 1903.  Dalam beberapa dekade terakhir telah menjadi istilah yang lebih disukai, menggantikan pemadam kebakaran, karena wanita juga berfungsi sebagai petugas pemadam kebakaran, dan juga karena pemadam kebakaran jangka dapat memiliki arti lain , termasuk seseorang yang menetapkan, stoke, atau cenderung kebakaran, terutama di perapian yang ditunjuk -. kebalikan dari peran pemadam kebakaran.

            Di banyak negara, sementara sebagian besar petugas pemadam kebakaran relawan, petugas pemadam kebakaran juga dapat digunakan sebagai pekerja penuh waktu dan dibayar gaji. petugas pemadam kebakaran relawan (yang secara teoritis tidak dibayar) dan ditahan petugas pemadam kebakaran (atau petugas pemadam kebakaran tambahan, yang dibayar untuk waktu tertentu mereka bertugas, yaitu, permanen paruh waktu pemadam kebakaran karir) bertugas sebagai diperlukan. [3] Di negara-negara seperti Inggris Raya, penggunaan pemadam kebakaran dipertahankan tambahan standar. Di Portugal, misalnya, penggunaan pemadam kebakaran relawan adalah standar, bersama dengan petugas pemadam kebakaran karir. Di Australia ada brigade relawan yang merupakan layanan pedesaan sebagian besar belum dibayar, meskipun secara tradisional mereka dibayar oleh majikan mereka jika berteriak selama jam kerja biasa.


Survival Craft and Rescue Boat (SCRB)


        Seperti tertuang dalam Standards of Training, Certification and Watch keeping for seafares atau STCW 1978 amandemen 1995, Survival Craft and Rescue Boat atau SCRB tertuang dalam section A-VI/2. SCRB dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang pesawat/craft keselamatan dan kapal penyelamat. Yang dimaksud dengan survival craft adalah pesawat keselamatan berupa sekoci, dan sekoci karet. Sedangkan rescue boat merupakan kapal penyelamat yang biasanya digunakan pada saat terjadi peristiwa MOB atau Man Overboard (orang yang terjatuh dari atas kapal dan terapung di laut). Setiap kapal yang berlayar berdasarkan SOLAS 1974 Chapter III, setiap kapal harus dilengkapi dengan 6 macam peralatan dan pesawat keselamatan sebagai berikut:

  • ·         Life Boat (sekoci penolong)
  • ·         Life Raft (rakit penolong)
  • ·         Life Buoy (pelampung penolong)
  • ·         Buoyant Apparatus (alat-alat pelampung lainnya~life ring,etc*
  • ·         Life Jacket (rompi penolong)
  •       Line Throwing Apparatus (alat pelempar tali)


   Life Boat biasanya terbuat dari bahan Fiberglass dan dilengkapi dengan motor serta perlengkapan keselamatan lainnya (air kemasan, makanan/biscuit, signaling device (parachute flares, hand flares, smoke, mirror, dsb). Tergantung besar kecilnya life boat, untuk kapal pesiar rata rata satu life boat dapat mengangkut kurang lebih 150 orang penumpang pada saat emergency dan dapat digunakan untuk tender service (mengangkut penumpang dari dan ke pier/pelabuhan pada saat kapal anchor) dengan maximal angkut 75 orang penumpang.


      Life Raft yang digunakan di kapal biasanya terbuat dari bahan karet dan dibungkus kapsul, bersifat inflatable serta ditempatkan di geladak kapal terbuka dan hanya diikat dengan automatic release. Kegunaan dari automatic release ini adalah untuk melepaskan life raft secara otomatis pada saat kapal tenggelam di bawah air laut kurang lebih setelah mencapai kedalaman 2-4 meter. Dengan demikian life raft dapat mengembang di permukaan air laut dan dapat digunakan oleh para penumpang yang selamat. Perlengkapan keselamatan juga terdapat pada Life Raft (rakit penolong) seperti pada life boat.


     Pada saat terjadi situasi emergency seperti kebakaran atau kapal mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kapal akan tenggelam, Kapten kapal/Nahkoda akan memberikan pengumuman melalui PAS atau Public Announcement System yang dapat di dengar diseluruh rauangan di dalam kapal. Apabila Nahkoda memerintahkan untuk meninggalkan kapal atau abandon ship, kapten akan membunyikan alarm sebagai berikut:

Abandon Ship alarm : seven short blast followed by one long blast repeated at least three times atau tujuh bunyi pendek diikuti dengan satu bunyi panjang diulang minimal 3 kali.

Fire Alarm   : one short one long sounded three times and repeated continously with announcement atau satu pendek satu panjang diulang tiga kali dan dilanjutkan berkesinambungan diikuti pengumuman dari anjungan/bridge.

               Setelah mendengar alarm tersebut setiap crew yang bertugas hendaknya melakukan tugas seperti apa yang tertera pada mustering list atau assignment dari Chief Officer atau Kapten. Untuk crew yang bertugas pada saat mendengar abandon ship alarm diharapkan menuju kamarnya dan berpakaian hangat serta mamakai lafe jacket dan menuju ke muster station dan melakukan tugas masing masing ( boat commander dan assistantnya memeriksa penumpang dan mengechek kelengkapannya~life jacket dan presensi~). Setelah semua penumpang dinyatakan siap dan sekoci siap beroperasi maka penumpang mulai embark ke sekoci dengan dihitung keras berdasarkan nomor urut dan diatur oleh assistant boat commander tempat duduknya. Setelah itu sekoci diturunkan dan secara otomatis bowsing tacle akan terlepas dari tali pengaitnya setelah sekoci menyentuh permukaan laut.

              Setelah sekoci launching di air maka sekoci tersebut menjauh dari kapal induk untuk menghindari ikut terisapnya sekoci kedalam laut pada saat kapal tenggelam. Pada saat didalam sekoci seluruh penumpang diberikan seasick pills atau obat anti mabuk untuk menghindari adanya penumpang yang mabuk laut. Kemudian sekoci menarik life raft dan mengumpulkannya menjadi satu serta berpatroli keliling sekitar tenggelamnya kapal induk untuk memastikan tidak ada penumpang selamat yang tidak terselamatkan atau terlewatkan. Setelah itu seluruh life raft di posisikan di tengah dengan di kelilingi oleh seluruh sekoci. Air minum berupa paket kecil 0.5 liter/person/day diberikan setelah 1x24 jam, sedangkan makanan berupa biscuit yang mengandung kalori tinggi. Apabila makanan telah habis maka fishing gear dipergunakan untuk memancing ikan di laut.

            Apabila kehabisan air minum, secara darurat penumpang dapat mengumpulkan embun pada pagi hari dan menempungnya serta menampung air hujan sebanyak banyaknya (sekoci dan rakit penolong di desain untuk dapat mengoptimalkan penjaringan air hujan sebanyak banyaknya.


     Itulah hal hal utama yang perlu diketahui dalam pelatihan Survival Craft and Rescue Boat yang harus diketahui dan diterapkan oleh tiap tiap pelaut dalam mengantisipasi keadaan gawat darurat di atas kapal.

      Untuk anda senior pelaut tentunya anda sudah pernah melakukan dan tahu apa itu Survival Craft dan Rescue Boat. Hope this article is usefull for all of you and may God Bless you all. Cheers....

           Demikian teman-teman penjelasan singkat yang saya rangkum mudah-mudahan bisa memberikan gambaran ketika teman-teman sekalian ingin menjadi pelaut. Secara lebih detailnya biasanya nanti sudah ada kerjasama dari agency dengan perusahaan penyedia training BST, seperti training khusus BST yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Perikanan Banyuwangi (BPPP Banyuwangi) Jl.Raya Situbondo, KM.17, Desa Bangsring, Kec. Wongsorejo, Banyuwangi – Jawa Timur. (0333)510688

            # Sertifikat ketrampilan yang wajib dimiliki oleh para pelaut di samping sertifikat formal. Diantaranya adalah: 

1. Basic Safety Training (BST)/Pelatihan Keselamatan Dasar
2. Advanced Fire Fighting (AFF)
3. Survival Craft & Rescue Boats (SCRB)
4. Medical First Aid (MFA)
5. Medical Care (MC)
6. Tanker Familiarization (TF)
7. Oil Tanker Training (OT)
8. Chemical Tanker Training (CTT) 9. Liquified Gas Tanker Training (LGT)
10. Radar Simulator (RS)
11. ARPA Simulator (AS)
12. Operator Radio Umum (ORU) / GMDSS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar